Bahagiakan Para Marbot, Guru Ngaji & Hafidz Al-Qur'an di Tengah Badai Pandemi

Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang mulia bagi umat Islam. Sayidina Umar bin Khattab memilih bulan Muharram karena muqadimah (permulaan) hijrah terjadi sejak di bulan Muharram. Banyak peristiwa di zaman nabi yang terjadi di bulan Muharram, salah satunya adalah ditetapkan sebagai tahun baru hijriyah sebagai pertanda tahun baru bagi umat muslim.

Di bulan yang mulia ini, kami Berbagi Sarapan ingin mengajak #orangbaik untuk ikut berpartisipasi membantu diantaranya, para hafidz quran, guru ngaji, dan marbot masjid yang terdapampak pandemi serta kebijakan PPKM dari pemerintah yang semakin membuat banyak orang menjadi berkurang pendapatannya bahkan tidak ada sama sekali pemasukan untuk kehidupan sehari-hari.

Pondok pesantren adalah tempat dimana santri dicetak untuk menjadi penghafal quran (tahfidz quran). Dengan metode yang berbeda sesuai kebijakan di setiap pondok pesantren. Tidak mudah dalam melakukan proses penghafalan quran, namun mereka tetap semangat dalam mencapai tujuan mereka yaitu sebagai hafidz dan hafidzoh quran. Tidak semua santri memiliki kondisi tubuh yang normal, tetapi banyak juga santri yang memiliki kekurangan seperti tuna rungu. Tetapi kekurangan itu tidak menyurutkan mereka untuk tetap semangat dalam menghafal quran.  

Tahfidz quran tidak hanya dilakukan di pondok pesantren, banyak para orang tua yang ingin anaknya menjadi penghafal quran tetapi keterbatasan waktu dalam mengajari. Disini lah peran guru ngaji yang dapat menjembatani anak menjadi pengahafal quran tanpa harus belajar  di pesantren. Namun karena di masa pandemi ini kegiatan mengaji baik di mushola/ masjid dengan murid yang banyak atau dipanggil kerumah (private) menjadi berkurang bahkan tidak ada. Keadaan seperti ini dirasakan oleh para guru ngaji sehingga pemasukan dari mengajar ngaji ataupun sodaqohnya menjadi berkurang. 

Masa pandemi ini berdampak sekali untuk semua warga, terutama dari segi pemasukan. Karena ruang gerak dibatasi dengan aturan dan kebijakan yang ada. Tidak hanya itu, masjid-masjid pun menjadi sepi karena para jamaah menjadi sholat dirumah dan memang adanya peraturan yang tidak memperbolehkan sholat berjamaah di masjid. Otomatis pemasukan amal jariyah dari para jamaah menjadi berkurang sehingga untuk menjaga kebersihan masjid berkurang dan tentunya marbot masjid yang bertugas tidak mempunyai pendapatan.

Namun terlepas dari itu semua, semoga kajian keilmuan tidak pernah padam dari seluruh umat muslim dalam mencari ilmu agama. Karena dimanapun, kapanpun dan darimanapun ilmu itu bisa di dapat.

Kami Berbagi Sarapan akan memberikan santunan dan paket sembako untuk para hafidz quran, guru ngaji, dan marbot masjid.

 

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Artinya: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (Q.S Al Baqarah – 215)

Mari bersama kita bahagiakan para marbot, guru ngaji & hafidz Al-Qur’an ini dengan cara klik tombol “Donasi Sekarang”. 

Besar kecilnya bantuan kita sangat berpengaruh besar untuk orang-orang yang membutuhkan dan Allah sudah menjanjikan balasanNya bagi kita yang ikhlas dan yakin. Terima kasih #SahabatBerbagi

Awali Harimu Dengan Berbagi Keberkahan

Website : www.berbagisarapan.com

IG : instagram.com/berbagisarapanofficial

Inilah saatnya berkontribusi!

Jangan biarkan saudara sebangsa berduka tanpa pertolongan kita. Kuatkan solidaritas, bersama angkat Indonesia!